Laman

Minggu, 06 Mei 2012

My Heart Says

Saat iNi
Q haNya bisA meNuLiskaN namAmu
deNgaN sEbuah peNa
di aTas kerTas puTih
Namun…
seLain iTu
Q juga TeLah meNuLis dan meNgukir namAmu
di daLam hatiku
sEkiaN Lama Q teLah mEmeNdam perasaan ini..
Q hanya biSa bErHaraP suaTu saaT
perasaanQ dapat terwujud

Rasa Hati

Hati terasa resah
gelisah
dan gundah
Entah apa sebabnya
Rasanya
Ingin aku menyendiri
Di tempat yang sepi
Dan Sunyi
Yang bisa tenangkan jiwa ini
Tuk gapai Ridho-Mu ya Ilahi

By
Sa'diyah

Analisis Gender

Aliran-aliran dalam feminisme
1. Feminisme Liberal
Liberalisme memandang bahwa hakekat manusia terletak pada kesadaran, keunikan pada setiap individu dan untuk menjadi bebas manusia harus menggunakan rasio karena rasionalitas sangat penting untuk mencapai kebebasan.
Pemikiran feminisme Liberal pada abad ke-18: Wollstonecraft menekankan kesamaan pada kesempatan pendidikan.
Pemikiran feminisme Liberal pada abad ke-19: menurut Mill dan Taylor bahwa jika masyarakat ingin mencapai kesetaraan seksual, atau keadilan gender, maka masyarakat harus memberikan perempuan hak politik dan kesempatan, serta pendidikan yang sama yang dinikmati oleh laki-laki.
Pemikiran feminisme Liberal pada abad ke-20: memperlakukan perempuan dan laki-laki secara sama atau berbeda.
Perempuan juga harus sadar sebagai mahluk rasional yang mempunyai hak sipil, ekonomi, benefit dari publik, seperti jaminan sosial, dan sebagainya (Mill)
Feminisme liberal setuju akan negara kesejahteraan dimana kekuasaan negara dibatasi.
2. Feminisme Radikal
Menurut feminisme radikal pemisahan antara sektor publik dan sektor private harus dipisahkan. Menurut aliran ini perempuan secara historis kelompok yang tertindas. Penidasan terhadap perempuan menyebabkan secara kuantitatif dan kualitatif penderitaan yang paling hebat dan seringkali penindasan ini tidak terungkap karena dilakukan secara sembunyi (domestic violence).
Menurut aliran ini penindasan dapat dihilangkan dengan cara menentang masyarakat patriarkis.
Feminisme Radikal ada 2 macam:
Feminis Radikal Kultural
Feminis Radikal Libertarian
3. Feminisme Marxis dan sosialis
Konsep dasar dari feminisme marxis dan sosialis didasarkan pada teori Marx, yang memandang bahwa manusia baru bermakna apabila mereka melakukan kegiatan berproduksi.
Feminisme Marxis
Melihat bahwa keberadaan secara sosial menentukan kesadaran, dan penindasan terhadap perempuan adalah hasil dari produk struktur politik, sosial dan ekonomi. Jadi penekanan pada feminisme marxis lebih pada persoalan kelas.
Feminisme Sosialis
Penekanannya lebih pada persoalan keterkaitan kapitalisme dalam menumbuhkan patriarki.
4. Feminisme Psikoanalisis dan Gender
Dalam membahas feminisme psikoanalisa tidak dapat terlepas dari Sigmund Freud, yang mengatakan bahwa tingkat perkembangan super ego perempuan sangat jauh berbeda dengan laki-laki.
Feminisme Psikoanalisis
Menentang bahwa bentuk biologis perempuan bukanlah suatu persoalan yang penting, namun yang menjadi perhatian dan menjadikan perempuan tertidas adalah ketidakpunyaan perempuan akan penis, yang mengakibatkan masyarakat selalu merendahkan perempuan dibandingkan laki-laki.
Feminisme Gender
Aliran ini lebih tertarik pada perbedaan psyche antara laki-laki dan perempuan. Antara laki-laki dan perempuan selalu dibesarkan dengan nilai gender yang spesifik, yaitu : adanya penekanan pada pemisahan dalam hidup laki-laki dan adanya penyambungan dalam hidup perempuan. Selain itu juga adanya kecenderungan mengunggulkan budaya laki-laki yang mengekang perempuan.
5. Feminisme Eksistensialis
Dalam membahas feminisme eksistensialis tidak akan terlepas dari tokoh Sartre yang mengatakan bahwa kesadaran bukan hanya tergantung pada diri manusia tetapi mengarah pada objek diluar manusia. Dalam bukunya Being and Nothingness Sartre mengungkapkan ada 3 cara manusia berada, yaitu Etre-en-soi atau Being in itself lalu Etre-pour-soi atau Being for itself dan Etre-pour-les autres atau Being for athers.
6. Feminisme Posmodern
Penalaran yang diterapkan hanya pada investigasi bahasa. Mereka juga menolak cara berfikir feminis yang fanatik/ tradisional. Dan mereka juga menekankan intrepretasi yang plural dalam kajian perempuan.
Feminisme ini dipengaruhi oleh filusuf Perancis, Eksistensialis, Psikoanalisa, Dekonstruksi.
Mereka mengatakan bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan harus diterima dan dipelihara. Mereka berusaha membongkar narasi-narasi besar, realitas, konsep kebenaran dan bahasa.
7. Feminisme Multikultural dan Global
Feminisme Multikultural
Menekankan pada penghargaan terhadap perbedaan nilai dan prinsip pada setiap kelompok dan mereka menyambut baik terhadap pemikiran budaya multikulturalisme.
Feminisme Global
Menekankan pada isu kolonialisme, ketimpangan kebijakan dunia pertama juga masalah politik dan ekonomi. Mereka sepakat bahwa penindasan politik dan ekonomi lebih diperhatikan.
8. Ekofeminisme
Karena perempuan secara kultural dikaitkan dengan alam, ekofeminis berpendapat ada hubungan konseptual, simbolik, dan linguistik antara feminis dan isu ekologi.
Menurut Karen J. Warren, keyakinan, nilai, sikap, dan asumsi dasardunia Barat atas dirinya sendiri dan orang-orangnya dibentuk oleh bingkai pikir konseptual patriarkal yang opresif, yang bertujuan untuk menjelaskan, membenarkan, dan menjaga hubungan antara dominasi dan subordinasi secara umum serta dominasi laki-laki terhadap perempuan pada khususnya.
Daftar pustaka
Tong, Rosemarie Putnam. 1998. Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis.Yogyakarta: Jalasutra.
http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2009/09/07/beberapa-aliran-feminisme/