Aliran-aliran dalam feminisme
1. Feminisme Liberal
Liberalisme memandang bahwa hakekat manusia terletak pada kesadaran,
keunikan pada setiap individu dan untuk menjadi bebas manusia harus
menggunakan rasio karena rasionalitas sangat penting untuk mencapai
kebebasan.
Pemikiran feminisme Liberal pada abad ke-18: Wollstonecraft menekankan kesamaan pada kesempatan pendidikan.
Pemikiran feminisme Liberal pada abad ke-19: menurut Mill dan Taylor
bahwa jika masyarakat ingin mencapai kesetaraan seksual, atau keadilan
gender, maka masyarakat harus memberikan perempuan hak politik dan
kesempatan, serta pendidikan yang sama yang dinikmati oleh laki-laki.
Pemikiran feminisme Liberal pada abad ke-20: memperlakukan perempuan dan laki-laki secara sama atau berbeda.
Perempuan juga harus sadar sebagai mahluk rasional yang mempunyai hak
sipil, ekonomi, benefit dari publik, seperti jaminan sosial, dan
sebagainya (Mill)
Feminisme liberal setuju akan negara kesejahteraan dimana kekuasaan negara dibatasi.
2. Feminisme Radikal
Menurut feminisme radikal pemisahan antara sektor publik dan sektor
private harus dipisahkan. Menurut aliran ini perempuan secara historis
kelompok yang tertindas. Penidasan terhadap perempuan menyebabkan
secara kuantitatif dan kualitatif penderitaan yang paling hebat dan
seringkali penindasan ini tidak terungkap karena dilakukan secara
sembunyi (domestic violence).
Menurut aliran ini penindasan dapat dihilangkan dengan cara menentang masyarakat patriarkis.
Feminisme Radikal ada 2 macam:
Feminis Radikal Kultural
Feminis Radikal Libertarian
3. Feminisme Marxis dan sosialis
Konsep dasar dari feminisme marxis dan sosialis didasarkan pada teori
Marx, yang memandang bahwa manusia baru bermakna apabila mereka
melakukan kegiatan berproduksi.
Feminisme Marxis
Melihat bahwa keberadaan secara sosial menentukan kesadaran, dan
penindasan terhadap perempuan adalah hasil dari produk struktur
politik, sosial dan ekonomi. Jadi penekanan pada feminisme marxis lebih
pada persoalan kelas.
Feminisme Sosialis
Penekanannya lebih pada persoalan keterkaitan kapitalisme dalam menumbuhkan patriarki.
4. Feminisme Psikoanalisis dan Gender
Dalam membahas feminisme psikoanalisa tidak dapat terlepas dari Sigmund
Freud, yang mengatakan bahwa tingkat perkembangan super ego perempuan
sangat jauh berbeda dengan laki-laki.
Feminisme Psikoanalisis
Menentang bahwa bentuk biologis perempuan bukanlah suatu persoalan yang
penting, namun yang menjadi perhatian dan menjadikan perempuan tertidas
adalah ketidakpunyaan perempuan akan penis, yang mengakibatkan
masyarakat selalu merendahkan perempuan dibandingkan laki-laki.
Feminisme Gender
Aliran ini lebih tertarik pada perbedaan psyche antara laki-laki dan
perempuan. Antara laki-laki dan perempuan selalu dibesarkan dengan
nilai gender yang spesifik, yaitu : adanya penekanan pada pemisahan
dalam hidup laki-laki dan adanya penyambungan dalam hidup perempuan.
Selain itu juga adanya kecenderungan mengunggulkan budaya laki-laki
yang mengekang perempuan.
5. Feminisme Eksistensialis
Dalam membahas feminisme eksistensialis tidak akan terlepas dari tokoh
Sartre yang mengatakan bahwa kesadaran bukan hanya tergantung pada diri
manusia tetapi mengarah pada objek diluar manusia. Dalam bukunya Being
and Nothingness Sartre mengungkapkan ada 3 cara manusia berada, yaitu
Etre-en-soi atau Being in itself lalu Etre-pour-soi atau Being for
itself dan Etre-pour-les autres atau Being for athers.
6. Feminisme Posmodern
Penalaran yang diterapkan hanya pada investigasi bahasa. Mereka juga
menolak cara berfikir feminis yang fanatik/ tradisional. Dan mereka
juga menekankan intrepretasi yang plural dalam kajian perempuan.
Feminisme ini dipengaruhi oleh filusuf Perancis, Eksistensialis, Psikoanalisa, Dekonstruksi.
Mereka mengatakan bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan harus
diterima dan dipelihara. Mereka berusaha membongkar narasi-narasi
besar, realitas, konsep kebenaran dan bahasa.
7. Feminisme Multikultural dan Global
Feminisme Multikultural
Menekankan pada penghargaan terhadap perbedaan nilai dan prinsip pada
setiap kelompok dan mereka menyambut baik terhadap pemikiran budaya
multikulturalisme.
Feminisme Global
Menekankan pada isu kolonialisme, ketimpangan kebijakan dunia pertama
juga masalah politik dan ekonomi. Mereka sepakat bahwa penindasan
politik dan ekonomi lebih diperhatikan.
8. Ekofeminisme
Karena perempuan secara kultural dikaitkan dengan alam, ekofeminis
berpendapat ada hubungan konseptual, simbolik, dan linguistik antara
feminis dan isu ekologi.
Menurut Karen J. Warren, keyakinan, nilai, sikap, dan asumsi dasardunia
Barat atas dirinya sendiri dan orang-orangnya dibentuk oleh bingkai
pikir konseptual patriarkal yang opresif, yang bertujuan untuk
menjelaskan, membenarkan, dan menjaga hubungan antara dominasi dan
subordinasi secara umum serta dominasi laki-laki terhadap perempuan
pada khususnya.
Daftar pustaka
Tong, Rosemarie Putnam. 1998. Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis.Yogyakarta: Jalasutra.
http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2009/09/07/beberapa-aliran-feminisme/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar