Pesantren merupakan lembaga pendidikan asli
Indonesia (indigenous) yang lebih tua dari Indonesia itu sendiri. Pesantren
juga merupakan pendidikan non formal yang ada di Indonesia. Pesantren telah
menjadi lembaga pendidikan Nusantara yang bergerak secara khusus di bidang
keagamaan (tafaqquh fi addien) sejak era Wali Songo hingga sekarang.
Pesantren Mahasiswa yang berada dinaungan IAIN
Sunan Ampel Surabaya, merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam. Orientasi
pendidikan pesantren mahasiswa tidak hanya terpusat pada usaha mencerdaskan
aspek intelektualitas mahasantri (ta’lîm), melainkan sekaligus concern
dalam pembentukan karakter dan kepribadian (tarbiyah). Santri tidak
hanya disiapkan menjadi figur yang cerdas secara intelektual, melainkan
sekaligus dicetak menjadi pribadi yang memiliki kepekaan moral-spiritual. Orientasi
pendidikan yang mensinergikan aspek intelektual dan moral-spiritual seperti
ini, menjadikan pesantren mahasiswa sebagai lembaga yang mecerdaskan dan
mencetak generasi bermoral akhlaqul karimah.
Pesantren
mahasiswa atau biasa disebut “pesma” IAIN Sunan Ampel Surabaya diresmikan pada
. Pesantren mahasiswa merupakan tempat tinggal yang dikhususkan untuk
mahasiswa. Mahasiswa yang bertempat tinggal di pesantren mahasiswa disebut
mahasantri. Kenapa disebut mahasantri? Karena yang bertempat tinggal di sana adalah
mahasiswa. Seperti pada umumnya, pelajar yang bertempat tinggal di pesantren
disebut “santri”. Namun, hal yang membedakan adalah bahwa seorang mahasantri
mempunyai dua integritas jiwa, yaitu sebagai seorang mahasiswa dan santri.
Sebagaimana pesantren-pesantren lainnya, di pesantren mahasiswa
juga terdapat peraturan-peraturan yang diberlakukan. Namun, peraturan-peraturan
tersebut tidak seperti peraturan yang ada di pensantren pada biasanya.
Peraturan di pesantren mahasiswa tidak sekeras dan seketat peraturan di
pesantren pada umumnya. Hal tersebut dikarenakan mahasantri sudah dianggap lebih
dewasa dari pada santri lainnya, di mana mereka dapat membedakan hal yang haq
dan bathil berdasarkan kesadaran mereka sendiri. Walaupun peraturan
yang ada di pesantren mahasiwa tidak sekeras dan seketat peraturan di pesantren
pada umumnya, setiap mahasantri diupayakan mamatuhi peraturan yang telah
berlaku.
Selain itu, di pesantren mahasiswa juga mengadakan beberapa
kegiatan yang terdiri dari kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler.
Kegiatan intra kurikuler merupakan kegiatan yang sudah diprogramkan oleh
pesantren dan harus dilakukan oleh setiap mahasantri. Kegiatan intrakurikuler misalnya
kegiatan pembelajaran malam, shobahul lughoh, kajian kitab kuning yang
diselenggarakan setiap malam jum’at dan lain-lain. Dalam kegiatan pembelajaran
malam, terdapat pembelajaran Bahasa Arab, pembelajaran Bahasa Inggris, dan
kajian keislaman.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang di-sunnah-kan
bagi mahasantri. Kegiatan ekstrakurikuler pesantren mencakup jurnalistik,
kesenian, qiro’ah, tahfidz al-Qur’an, dan lain-lain. Untuk bidang
jurnalistik, terdapat suatu komunitas yang disebut Islamic Journalism
Community (IJC). IJC merupakan komunitas atau organisasi mahasantri Pesantren
IAIN Sunan Ampel yang bergerak dalam bidang tulis-menulis, penulisan tersebut
bisa berupa tulisan fiksi atau non fiksi. Setiap bulan, IJC menerbitkan
bulletin yang diberi nama “Alaik Bulletin”. Kegiatan dalam bidang kesenian
mencakup al Banjari dan paduan suara. Sedangkan kegitan dalam bidang tahfidz
al-Qur’an khusus bagi mahasiswa Pesantren yang
mengikuti program tersebut. Waktu pembelajarannya (setoran) adalah setiap hari
(kecuali Sabtu dan Minggu) setelah subuh.
Kompetisi pun digelar untuk menggali dan menempa potensi para mahasantri.
Kompetisi di pesantren mahasiswa disebut festival pesantren yang diselenggarakan
setiap satu tahun sekali. Pada festival tersebut, terdapat beberapa jenis
perlombaan atau kompetisi yang menyangkut potensi mahasantri, antara lain
kompetisi tulis-menulis, kesenian, dan olahraga.
Setiap mahasantri memiliki potensi yang berbeda-beda. Ada yang
berpotensi pada otaknya atau intelektual (IQ), ada yang berpotensi pada
fisiknya (PQ), ada yang berpotensi pada emosinya (EQ) dan ada juga yang
berpotensi pada hatinya atau spiritual (SQ). Mereka dapat mengembangkan potensi
melalui berbagai cara, di antaranya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
yang diselenggarakan oleh pesantren mahasiswa sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Misalnya saja, mahasantri yang gemar menulis bisa mengikuti komunitas
jurnalisme atau IJC, kemudian mahasantri yang mempunyai potensi dalam bidang
kesenian bisa mengikuti kegiatan kesenian al-banjari, dan lain-lainnya. Karena
kegiatan ekstra kurikuler merupakan salah satu media yang potensial untuk
pembinaan karakter dan peningkatan prestasi mahasantri untuk pengembangan
diri. Potensi yang ada pada diri mahasantri perlu digali dan dikembangkan
menjadi sebuah prestasi yang membanggakan. Potensi diri tidak akan terlihat
tanpa adanya prestasi.
Pada kepengurusan Dewan Mahasantri tahun lalu, terdapat suatu
program kegiatan diskusi bersama yang diselenggarakan oleh devisi intelektual.
Di sana mahasantri terutama yang mempunyai potensi intelektualitas yang tinggi
dapat berpartisipasi di dalamnya. Namun sayangnya, kegiatan tersebut hanya
berjalan kurang lebih tiga kali. Padahal dalam kegiatan tersebut mahasantri
dapat mengasah kemampuan IQ-nya.
Bagi mahasantri yang berpotensi fisik, misalnya dalam bidang olahraga,
pesantren mahasiswa dapat mengagendakan kegiatan olahraga, misalnya futsal,
sepak bola, bulu tangkis, volley ball, dan lain sebagainya dengan
memfasilitasi peralatan-peralatannya. Di sana mahasantri dapat mengasah potensi
olahraga mereka dan bisa dijadikan sebagai ajang pertandingan misalnya
pertandingan antar pesantren atau pertandingan lainnya.
Di pesantren mahasiswa juga tidak sedikit dijumpai mahasantri yang
berpotensi dalam bidang sastra, baik dalam bentuk puisi maupun cerita-cerita
pendek. Dalam hal ini, sudah terdapat komunitas menulis atau jurnalistik yang
dapat digunakan sebagai pengembangan potensi mahasantri dalam bidang
tulis-menulis. Hal tersebut dapat dikembangkan lagi, misalnya menerbitkan
antologi sastra bagi mahasantri yang berpotensi dalam dunia sastra yang berisi
kumpulan cerpen dan puisi karya mahasantri. Kemudian diterbitkan tiga bulan
sekali, misalnya.
Pada dasarnya Pesantren Mahasiswa IAIN Sunan Ampel juga didesain sebagai wahana yang kondusif untuk pengembangan
kemampuan Bahasa Arab dan Inggris. Untuk mengembangkan Bahasa Arab dan Inggris,
mahasantri juga dapat membuat suatu komunitas yang biasanya disebut English
Club untuk Bahasa Inggris dan Firqoh al ‘Arabiyah untuk pengembangan
Bahasa Arab.
Melalui berbagai macam kegiatan ekstra kurikuler tersebut,
mahasantri juga dapat berkompetisi dengan mahasantri-mahasantri lain atau dunia
luar lainnya. Misalnya terdapat festival al-banjari yang diselenggarakan oleh pihak
luar, mahasantri dapat mengikuti ajang tersebut untuk mengasah potensi mereka.
Jika mereka memenangkan lomba, maka tidak hanya mereka yang dapat prestasi, tetapi
pesantren mahasiswa juga pasti akan mendapatkan prestasi tersebut. Karena pada
dasarnya mahasantri berasal dari pesantren mahasiswa.
Selain itu, terdapat beberapa mahasantri yang pastinya memiliki
potensi dalam bidang entrepreneurship atau kewirausahaan. Dalam hal ini
mahasantri di pesantren mahasiwa telah melakukan beberapa kegiatan yang
produktif secara pribadi, di antaranya melakukan bisnis jual pulsa, nge-print,
dan lain-lain. Pesantren mahasiswa juga telah menyediakan koperasi untuk
melatih mahasantri agar menjadi pribadi yang entrepreneur, karena
mahasantri merupakan bagian dari masyarakat yang berpotensi sebagai generasi entrepreneur
yang mampu menopang perekonomian umat.
Untuk
menciptakan individu-individu mahasantri yang memiliki nilai tambah di luar
segi ilmu agama, diperlukan suatu konsep pengembangan diri yang efisien. Konsep
pengembangan diri yang mudah diterapkan serta tidak bertentangan dengan
nilai-nilai agama Islam adalah mahasantri yang berjiwa entrepreneur, yang
merupakan implementasi dari ajaran Rasulullah SAW dan ayat al-Qur’an surat
al-Jumu’ah ayat 10 yang artinya “Apabila telah
ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” Ayat ini memerintahkan manusia untuk
melakukan keseimbangan antara kehidupan di dunia dan mempersiapakan untuk
kehidupan di akhirat kelak. Caranya, selain selalu melaksanakan ibadah ritual,
juga giat bekerja memenuhi kebutuhan hidup.
Melalui penerapan konsep pengembangan diri yang disesuaikan dapat
membuat potensi diri pada mahasantri berkembang secara maksimal. Kegiatan
pesantren mahasiswa yang pernah diselenggarakan dan berkaitan dengan
pengembangan jiwa mahasantri yang entrepreneur yaitu Training Entrepreneurship
dengan tema: “Menciptakan mahasantri mandiri melalui kewirausahaan” yang
diselenggarakan pada bulan Januari 2012 lalu. Dalam hal ini, mahasantri dapat
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang
ada serta mengembangakan bakat atau potensi kewirausahaan yang dimilikinya,
kemudian mahasantri dapat mengimplementasikannya ketika sudah keluar atau lulus
dari pesantren mahasiswa.
Pesantren mahasiswa bukan sekedar
tempat untuk memperkaya ilmu keagamaan saja. Mahasantri dapat mengembangkan
potensinya melalui beberapa program atau kegiatan yang diselenggarakan oleh
pesantren mahasiswa. Di mana kegiatan atau program tersebut mendukung kemajuan
dan pengembangan potensi yang dimiliki oleh masing-masing mahasantri. Selain
mengambangkan potensi, mahasantri juga dapat melahirkan prestasi-prestasi yang
membanggakan dan merupakan salah satu factor penting dalam upaya progresivitas
pesantren mahasiswa.
Pesantren mahasiswa pun memiliki
potensi dan andil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa demi terciptanya
masyarakat yang sejahtera. Kemudian para mahasantri yang merupakan output
dari proses pembelajaran dari lembaga pendidikan non formal bernama
pesantren mahasiswa juga harus memiliki tekad yang kuat untuk turut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa. Selepas nyantri, para mahasantri
seyogyanya turut mengambil peran dalam usaha mewujudkan kesejahteraan kehidupan
masyarakat. Mahasantri harus mempunyai semangat mengabdi dan keberpihakan pada
masyarakat yang terpinggirkan.
..By Maftuhatus Sa'diyah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar